Semakin banyak saya traveling (termasuk wisata kuliner) ternyata membuat saya semakin memahami bahwa pengetahuan harus terus diupdate setiap saat.
Seperti mengenai sambal roa.
Awal saya mengenal sambal roa adalah saat saya menerima oleh-oleh seorang teman yang baru pulang dari Manado. “Sambal roa ini khas Manado, Tam. Nggak ada di tempat lain.” Saya percaya saja karena saya mainnya memang kurang jauh saat itu.
Seiring tahun melancong sana sini, melihat ternyata sambal roa juga ada di Maluku. Dulu mikirnya ‘dangkal’ aja: Ah, mungkin dibawa oleh pedagang biar bisa dijual juga di sini.
Ternyata nggak begitu saudara-saudara… Sambal roa itu sebarannya cukup luas, mulai dari Gorontalo yang letaknya 400-an kilometer dari Manado hingga ke Maluku.
Nama lain sambal roa adalah sambal sagela (Gorontalo) dan sambal galafea (Maluku). Bahan dasarnya sama yaitu ikan roa, atau disebut juga ikan julung-julung, atau dengan nama latin Hemirhamphus sp.
Kalau kamu masih bingung ikan roa itu ikan apa, kamu pasti ngeh kalau dibilang ikan terbang.
Bener banget, ikan julung-julung adalah ikan yang hobi meluncur di dalam air dengan kecepatan tinggi hingga keluar permukaan laut. ‘Meloncat’ dengan jarak yang cukup jauh hingga disebut sebagai ikan terbang atau jumping halfbeak. Ikan ini berbadan kecil, panjang, ramping, dan memiliki mulut yang ujungnya meruncing.
Ikan roa adalah ikan yang habitatnya berada di Indo-Pasifik, mulai dari barat India dan Sri Lanka, Teluk Thailand, Filipina, Hindia Timur memanjang ke arah timur hingga ke Papua Nugini dan Polinesia barat. Jadi nggak heran kalau sambal roa itu ada di Gorontalo, Manado dan Maluku, karena memang wilayahnya si ikan terbang ini.
Sebelum diolah menjadi beragam jenis kuliner seperti sambal, ikan roa ini harus melalui prosedur pengasapan terlebih dahulu. Satu gepe (papan bambu) berisi 10 ekor ikan roa. Ikan yang baru ditangkap dibersihkan, dipasang dalam gepe kemudian diasapi hingga air yang ada pada ikan menjadi hilang sama sekali. Proses ini membutuhkan waktu hingga 3 hari untuk mencapai kualitas ikan roa asap yang sempurna.

Pengasapan ini fungsi utamanya adalah untuk menjaga agar ikan awet lebih lama. Ikan roa termasuk ikan yang memiliki kulit yang tipis sehingga lebih cepat kering dibandingkan jenis ikan lainnya. Kekhasan lainnya, ikan roa mampu menghadirkan aroma ikan asap yang lebih menguar dibandingkan jenis ikan lainnya, itulah yang membuat ikan roa yang diasapi mampu menghipnotis para pecinta kuliner makanan laut, bukan hanya untuk dimakan sendiri melainkan juga untuk diberikan sebagai oleh-oleh hingga popularitas sambal roa semakin tinggi dari tahun-ke tahun.
Nah, kuliner sambal roa yang menggugah selera ini kemudian diabadikan dalam sebuah buku berjudul Sambal Roa: Ragam, Resep dan Rupiah.
Peluncuran buku ini berlangsung hari Minggu 12 Februari 2023 kemarin, dihadiri oleh teman-teman blogger dari Komunitas Food Blogger Indonesia yang beberapa di antaranya merupakan kontributor buku Sambal Roa, seperti antara lain Ambu Maria, dan Mbak April Hamsa.
“Buku ini adalah rangkuman dari bincang-bincang dengan narasumber melalui Instagram Live, sumbangan tulisan dari pelaku serta penggiat pangan dan kuliner, chef, penggemar masak memasak, serta sumber lain yang terpercaya,” ujar Ibu Amanda Katili Niode selaku owner Omar Niode Foundation dalam peluncuran buku di Nusa Indonesian Gastronomy, Kemang (12/02/23).
Pada buku setebal 100 halaman ini dibagikan resep pembuatan sambal roa dari Chef Ragil, Chef Vindex, TOPPP Dapur Dango, RoaRia Titin, Dabu-Dabu Lo Sagela Zahra Khan, Amy’s Sambal Roa, dan Sambal Roa from the Kitchen of Lia Tanod.
Buku ini padat berisi, selain resep juga dibagikan pengetahuan-pengetahuan seputar ikan julung-julung, pengasapannya, penggunaan sambal roa pada kuliner Nusantara, transformasi digital pada bisnis sambal roa termasuk ide-ide bisnis sambal roa yang bisa kamu tekuni demi mendulang rupiah dan memadamkan kelaparan para penikmat sambal roa.
Buat kamu yang ingin memiliki buku Sambal Roa. Ragam, Resep, dan Rupiah, bisa banget pesan melalui Penerbit Diomedia. IG @penerbitdiomedia. WA 0856-4376-2005. Dengan harga buku Rp. 75.000, kamu bisa membaca lebih lengkap mengenai resep, serta mengenal apa itu sambal roa sehingga nggak kudet kayak saya beberapa tahun lalu itu.
Tidak hanya book launching, sesuai nama acaranya: Icip-Icip Kuliner Gorontalo, acara tersebut juga dibuat dalam rangka memperkenalkan makanan khas Gorontalo seperti Tumpeng Gorontalo yang dalam satu tampah terdiri dari nasi kuning Gorontalo, ayam iloni, sate balanga, ihu tilinanga, acar, dan sambal sagela (roa). Juga disediakan kudapan tradisional Gorontalo yaitu cara isi dan kue tobu’u. Mencicipi kuliner Gorontalo ini membuat saya ingin langsung bertandang ke Gorontalo suatu saat nanti.
“Tujuan memperkenalkan kuliner Gorontalo adalah karena kuliner Gorontalo belum banyak dieksplor seperti kuliner Minang ataupun kuliner Manado. Jadi di pada acara ini kita coba memperkenalkan kuliner Gorontalo.” lanjut Ibu Amanda Katili.
Selain makanan Gorontalo, pada kesempatan ini Chef Ragil membuatkan ragam penganan untuk membuktikan bahwa sambal roa atau sambal sagela itu cocok untuk apa saja, seperti pizza roa, lalampa, panada, singkong goreng dan pisang goreng. Dan benar saja, sambal roa mantap banget dipadukan dengan apa saja… Ini respon jujur dari orang yang makannya sampai nambah (baca: saya).
(*)
Spoiler kontributor buku Sambal Roa; Ragam, Resep dan Rupiah:
Ade Putri Paramadita
Ade Rachmi Yuliantri
Amanda Katili
April Hamsa
Dian Restu Agustina
Dindin Mediana
Gery Purnomo Aji Sutrisno
Aulia Halidar Rahmah
Karida Humaira Niode
Katerina S.
Lidia Tanod
Maria G. Soemitro
Muthya Farida
Nurul Sufitri
Chef Ragil Imam Wibowo
Titin Wala
Tuty Queen
Chef Vindex Tengker
Zahra Khan
Baca juga: Wisata Kuliner dan Masa Depan Ikan
Tadi sempet sebelum baca postingannya, liat foto, aku kirain sedang megang angklung mba, ternyata ikan toa dijepit Yaa 😅.
Samaa sih, aku pun mengira sambel roa itu dari menado, ternyata di Sulawesi memang punya sambel roa masing2 yaaa.
Ini sambel fav ku bangetttt. Pertama kali coba dulu, ga yakin suka, Krn aku ga terlalu suka ikan. Tapi pas idup, beughhh, langsung berubah pikiran 😄😄. Enaaak banget ternyata, mana pedeeees👍👍. Akhirnya sejak itu suka nyetok beli dari langganan. Dan kalo pak suami tugas ke menado, pasti nitip ini.
Pengen banget sih makan langsung rikota asalnya, atau nyobain di kota2 lain yg juga punya sambel roa khas
SukaSuka