Hujan disertai angin kencang pagi itu sempat membuat saya dan teman-teman saya menunggu sambil berharap agar angin kencang berhenti dan hujan mereda… 

Kira-kira pukul 9 pagi, doa terkabul, angin kencang berhenti dan hujan hanya meninggalkan gerimis… Berhubung hari itu adalah hari terakhir di Belitung, hal pertama yang dipikirkan adalah membeli oleh-oleh.

Saya sih sudah mencicil beli ini itu sejak hari pertama di Belitung, namun menyambangi Klapa, salah satu pusat oleh-oleh di Belitung, bukanlah hal yang ingin dilewatkan. 

Oleh-oleh yang nyicil itu adalah… 

Kopi!! 

Kemanapun saya pergi, kopi adalah oleh-oleh wajib untuk pencinta kopi dirumah (baca: ayah dan ibu), Sehingga saat bertandang ke Warung Kopi Kong Djie, saya menyempatkan untuk membeli satu pak Kopi Kong Djie yang sudah di haluskan. 

Meskipun saya sudah membeli Kopi Mangar dan Teh Prendjak di minimarket lokal serta sudah membeli dua botol Sirup Picniq di Rumah Makan Sinar Laut, tetap saja saya ngga mau menyia-nyiakan kesempatan untuk membeli kopi dari warung kopi yang sudah berdiri sejak 1943 ini.

Belanja oleh-oleh sesi pertama

Penyajian kekinian yang berpadu dengan cita rasa kopi yang dipertahankan seperti zaman generasi kakek saya masih berstatus bujangan itu sukses menjadi magnet bagi semua yang berada di Belitung, ngga terkecuali saya. Ke Belitung itu harus ke Kong Djie, begitu kata banyak orang… Berhubung ayah ibu saya kali ini tidak bersama saya pergi ke Belitung, paling tidak kenikmatan Kopi Kong Djie bukan hanya sekadar cerita yang saya bawa pulang ke rumah. 

Akhirnya ke Klapa

Toko yang terletak di Jl. Airsaga, Tanjung Pandan ini sempat membuat saya bingung karena banyaknya ragam oleh-oleh.

Beberapa kali saya thawaf berkeliling toko, sembari sesekali berhenti untuk membaca jenis oleh-oleh yang belum saya tahu sebelumnya, seperti Rusip Ikan. 

Rusip (botol di kanan bawah), terasi padat (kanan, atasnya rusip), terasi cair (botol di kiri bawah)

Agak mirip dengan terasi, bedanya pada bahan utamanya. Terasi menggunakan udang, sementara rusip menggunakan ikan teri. Jika di daerah Jawa terasi berbentuk padat, di Belitung terasi ada dua jenis: padat dan cair. Jenis terasi yang cair dijual di dalam botol seperti rusip. 

Bagi orang Belitung dan Bangka, rusip memiliki arti khusus, rusip kerap dijadikan bekal bagi para perantau, keawetan dan rasanya yang sangat khas menjadi penawar rasa rindu kampung halaman. 

Kembali berkeliling, saya menemukan bumbu ikan gangan!!! Tanpa berpikir panjang, langsung saya comot masuk ke keranjang. Langsung terbayang membuat gangan ikan sendiri dirumah.. Hahay.. 

Di rak berikutnya saya melihat kudapan, segala jenis kerupuk ikan, keripik, selai, madu… Dan akhirnya, saya selain saya membeli sirup picniq (lagi), saya juga membeli rusip, rentak, keripik kepiting, dan kerupuk kemplang… 

Yumm.. 

Kerupuk kemplangnya ngga sempat di foto, terlanjur migrasi ke perut.. ๐Ÿ˜œ

Oleh-oleh tak disangka

Lepas dari Toko Klapa, saya dan teman-teman berangkat menuju Rumah Adat Belitung, sepanjang jalan kami membahas makanan Belitung yang kami sukai. Kami sepakat bahwa ketam isi adalah salah satu makanan yang patut direkomendasikan, Selain rasanya yang enak, memakannya juga mudah, ngga perlu membuka cangkang sama sekali… Mendengar itu, Pak Yudi –Supir mobil yang kami sewa– memberi ide untuk menjadikan ketam isi sebagai oleh-oleh, beliau memberitahu tempat terbaik membeli Oleh-oleh Ketam Isi yakni Wijaya Crab yang berlokasi di Jl. Gatot Subroto. 

๐Ÿ“ท by: @atanasia_rian

Ketam isi ini adalah salah satu solusi terbaik makan kepiting, karena dapat menikmati tanpa kesulitan membuka cangkang, karena daging kepiting sudah dikeluarkan dari cangkangnya.
Pak Yudi merekomendasikan Wijaya Crab sebagai tempat terbaik membeli ketam isi di Belitung, ketam isi di Wijaya Crab dibuat dengan daging kepiting segar tanpa campuran ikan sama sekali, disandingkan dengan rempah-rempah dan sedikit tepung kemudian di-adon dengan tetap menggunakan cangkang kepiting dalam penyajiannya, penyajian yang mengundang selera ini semakin menggoda dengan adanya cocolan saus pedas asam manis yang membuat keinginan untuk mengambil tak tertahankan…sekali gigit, aroma dan tekstur serat kepiting yang khas membuat saya ingin mengambil lagi dan lagi hingga tandas. 

Varian lain yang bisa dibawa sebagai oleh-oleh dari Wijaya Crab adalah dimsum kepiting, capit isi kepiting dan pempek cumi. Betul kata Pak Yudi, soal rasa sih ngga ada duanya.. 

Makanan sepertinya menjadi salah satu faktor kerinduan akan Belitung, semua yang saya makan disini serba enak, bagaimana kalau saya terbayang-bayang saat sudah di Jakarta ya? 

Ternyata kekhawatiran itu ngga beralasan karena olahan kepiting dan cumi ini dapat dipesan dari Jabodetabek!! Yuk mariii pesan kembaliii… ๐ŸŽถ๐ŸŽถ

Update Setelah Kembali ke Jakarta

Minggu berlalu.. betul saja, memori rasa ketam isi dan sirup picniq kembali terngiang di lidah.. Sehingga sore tadi saya memesan ketam isi dan dimsum isi-nya Wijaya Crab via instagram melalui seluler 0813.79688988 (bisa juga order via instagram @haoalexander) dan memesan sirup picniq serta bumbu gangan melalui instagram @kwanmonica.

====

Info:

Picniq:

Sirup Jeruk Murni: Rp. 45.000

Sirup Jeruk Hamoi (kiamboy): Rp. 45.000

Bumbu Gangan Instan: Rp. 27.000

pesan di: @kwanmonica

Wijaya Crab:

Ketam isi (besar): Rp. 80.000/10 biji

Ketam isi (sedang): Rp. 70.000/10 biji

Capit isi: Rp. 35.000/5 biji

Pempek cumi: Rp. 80.000/10 biji

Dimsum kepiting: Rp. 80.000/10 biji

Pesan di: @haoalexander – 0813.79688988 

Kong Djie

Kopi Bubuk: Rp. 40.000/bungkus

Teh: Rp. 40.000/bungkus

Pesan di: @kongdjie

Oleh-oleh lainnya:

Rusip Ikan: Rp. 33.000

Kerupuk Kemplang: Rp. 30.000

Kripik Kepiting: Rp. 16.000/bungkus

Kopi Mangar: Rp. 25.000/bungkus

Teh Celup Prendjak: Rp. 6000/boks

Kue Rentak: Rp. 38.000/bungkus