Tidak ada satu orang tua pun yang menginginkan anaknya memiliki keterbatasan, termasuk kelainan perkembangan berupa autis. Stigma autis masih kental melekat di masyarakat Indonesia, inilah dorongan besar bagi Alvinia Christiany dan Ratih Hadiwinoto hingga menginisiasi Teman Autis. Sebagai pemberi dan penjaga nyala semangat para orang tua anak autis dalam menyongsong masa depan.
Autism Spectrum Disorder (ASD) atau autisme merupakan kelainan perkembangan saraf yang mempengaruhi kemampuan seseorang berkomunikasi, berinteraksi dan merespon hal di sekitarnya. Kondisi autisme atau autis ini tidak akan hilang, seseorang dengan diagnosa autis harus berjuang setiap hari seumur hidupnya untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
Kenyataan tersebut membuat para orang tua merasa menerima vonis yang berat. Selain karena merupakan kondisi permanen yang akan dihadapi setiap hari, juga karena bantuan masih sedikit. Baik bantuan untuk terapi bagi penyintas autis maupun dukungan moral dan edukasi bagi keluarga penyintas autis.
Di masa kini, meskipun informasi dapat diperoleh dengan mudah melalui internet, namun informasi yang ada belum tentu valid. Kesimpangsiuran informasi ditambah mitos-mitos seputar autisme membuat para penyintasnya kerap tidak memperoleh kebutuhan mereka untuk berkembang, tak jarang pula mereka mendapat cibiran dan dianggap bodoh. Padahal, anak dengan autisme juga memiliki potensi seperti anak-anak lain.
Melihat adanya kesenjangan informasi seputar autisme hingga melahirkan pemahaman yang salah serta respon yang keliru dari masyarakat terhadap para penyintas autis membuat hati Alvinia Christiany dan Ratih Hadiwinoto tergerak untuk melakukan suatu hal nyata untuk menanggulanginya.
Rasa Empati Melahirkan Semangat Mendukung Penyintas Autis
Dalam sebuah acara bertajuk “Beyond Autism”, Ratih Hadiwinoto mengungkapkan bahwa Teman Autis lahir dari kecemasan dan kegelisahan akan adanya perundungan yang terjadi pada para penyintas autisme. Rasa empati inilah yang kemudian membuatnya mengajak beberapa rekannya untuk menyebarkan informasi seputar autisme.
“Awalnya kita mau ningkatin awareness dengan kita bikin event, bagi-bagi brosur, kampanye di car free day, atau small workshop. Kemudian (sejak kegiatan itu) kita jadi makin dekat dengan komunitas orang tua dan anak. Ternyata kebutuhan mereka nggak sekadar perlu bantuan untuk menyebarkan informasi tentang autis, tapi ada juga kebutuhan-kebutuhan lain,” jelasnya.
Awal Mula Perjuangan Alvinia Christiany dan Ratih Hadiwinoto
Jika Anda pernah mendengar tentang Light Up Project yang mengadakan fun walk dan bagi-bagi brosur pada car free day Sudirman, inilah cikal bakal Teman Autis yang diinisiasi oleh Alvinia dan Ratih.
Tim Light Up Project memulai kegiatan mereka pada car free day tanggal 30 Juli 2017. Fun walk yang diadakan di Sudirman tersebut diikuti anak-anak autis dan pendamping mereka.
Tidak hanya itu saja, pada kegiatan tersebut Light Up Project juga membagikan brosur berisi informasi tentang autis kepada masyarakat. Pembagian brosur ini adalah langkah kecil mereka, dengan harapan bahwa akan lebih banyak masyarakat yang memahami autis dengan lebih baik.
Setelah kegiatan fun walk tersebut, Light Up Project melanjutkan langkah mereka dengan membuat Light it Up Gathering pada tanggal 10 Maret 2018 di Jakarta Selatan. Dalam gathering ini juga diadakan seminar berjudul “Autisme 101”.
Sesuai namanya, seminar “Autisme 101” ini membahas permasalahan dan serba serbi autisme. Seminar yang pada awalnya hanya untuk pada volunteer ternyata mendapat perhatian besar dan banyak masyarakat yang ingin menghadiri seminar ini, sehingga tim Light Up Project memutuskan untuk menjadikan seminar ini terbuka untuk umum.
Light Up Project Bertransformasi Menjadi Teman Autis
Sukses pada dua kegiatan perdana, Light Up Project kemudian bertransformasi menjadi Teman Autis, serta menetapkan visi dan misi agar perjuangan mereka lebih jelas dan tertata.
Pemahaman akan kebutuhan penyintas autis yang lebih kompleks dari sekedar informasi mengenai autis, menjadikan Teman Autis bergerak untuk menambah layanannya dengan harapan kebutuhan orang tua dan anak dengan autisme dapat terpenuhi.
Visi yang semula terbatas pada meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat mengenai autisme menjadi bertambah setelah bertransformasi menjadi Teman Autis. Teman Autis memiliki visi menjembatani dan menyalurkan informasi yang terintegrasi serta terpercaya terkait dengan autisme sehingga dengan sendirinya kesadaran dan kepedulian masyarakat mengenai autisme akan meningkat.
Visi mulia tersebut kemudian melahirkan pemahaman akan jalur yang akan ditempuh Teman Autis dengan yakin, yaitu memberikan dukungan bagi keluarga dengan anggota keluarga dengan diagnosa autisme dengan mempertemukan klinik/fasilitas penunjang dengan orang tua anak autis serta dukungan-dukungan lain yang sekiranya dibutuhkan untuk terus menjaga semangat para penyintas autis dan pendampingnya untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Ratih yakin bahwa para penyintas autis memiliki potensi selayaknya orang-orang lain yang tidak memiliki kebutuhan khusus, “Orang dengan autisme mungkin kurang berkembang secara akademis seperti yang diharapkan, tapi dia pasti punya nilai-nilai lain yang bisa dieksplorasi oleh orang tuanya,” sahut Ratih.
Apa yang Disajikan Platform Teman Autis Bagi Para Penyintas, Pendamping serta Masyarakat Luas
Platform Teman Autis menyajikan banyak hal yang sekira dapat mendukung para penyintas autis dan pendamping mereka. Selain itu, informasi yang ada pada platform tersebut juga menjadi wadah informasi bagi masyarakat luas yang ingin lebih memahami autisme.
Salah satu fitur pada platform tersebut adalah adanya direktori. Pada fitur ini, Teman Autis mengajak beberapa klinik kesehatan, klinik terapi dan sekolah yang menerima penyintas autis. Klinik kesehatan, klinik terapi dan sekolah tersebut dicatat dalam sebuah laman direktori pada platform, sehingga para pendamping penyintas autis dapat mencari fasilitas pendukung yang terdekat dari lokasi mereka.
Ratih mengemukakan alasan dibalik hal tersebut, “Sebenarnya susah untuk cari informasi yang nyata. Jadi misalnya kita buka Google, nah kita enggak langsung ketemu jawaban yang membantu. Menjawab hal tersebut, Teman Autis mengumpulkan klinik-klinik, membuat direktori. Saat ini sudah lebih dari 100 klinik di seluruh Indonesia yang masuk ke direktori kita, sehingga orang tua bisa dimudahkan.”
Selain itu, untuk screening awal, platform ini menyediakan fitur Tes Psikologi yang dapat digunakan bagi orang tua untuk mengetahui bagaimana apakah AQ anak sesuai dengan usianya.
Sebagai saluran informasi, pada website Teman Autis terdapat laman artikel, sehingga siapapun yang membutuhkan informasi tentang autis mendapatkan membacanya. Artikel yang tersedia berisi segala informasi yang valid mengenai autis, sehingga diharapkan kesalahpahaman dan mitos-mitos tentang autis yang beredar di masyarakat akan berkurang.

Tidak hanya sampai di sana, Teman Autis pun aktif mengadakan seminar dan sharing, seperti “Tips Mengajar Bantu Diri pada Anak bagi Orang Tua dan Terapis” yang diadakan melalui pertemuan daring dan Seminar offline “Bagaimana Mengajarkan Komunikasi”
Semangat Berkarya Nyata Demi Masa Depan Indonesia
Rasa empati yang dibagikan oleh Alvinia Christiany dan Ratih Hadiwinoto seiring berjalannya waktu menyalakan empati banyak orang lainnya hingga nyalanya terus ada hingga hari ini. Membuahkan karya nyata yang tidak hanya patut disyukuri, tetapi juga patut dijadikan inspirasi bagi kita semua.
Apa yang Alvinia dan Ratih lakukan adalah sebuah pengingat, bahwa sekecil apapun kebaikan yang kita miliki bisa jadi merupakan berkah bagi banyak orang. Kebaikan yang ditumbuhkan suatu hari akan menjadi pohon yang berbuah, yang buahnya dapat dinikmati bagi setiap orang yang membutuhkan.
Semoga setiap insan Indonesia bertumbuh menjadi pohon yang berbuah.
#SemangatUntukHariIniDanMasaDepanIndonesia #KitaSATUIndonesia
===
Baca juga:
Tips Perjalanan Bagi ODAI dan Penyintas Skoliosis
Cempluk Goes to School, Program Membangun Support System bagi Odapus di Lingkungan Sekolah


Senang sekali, kini ada aplikasi Teman Autis yang membantu para orangtua atau pendamping anak Autis agar bisa sama-sama belajar. Informasi yang tepat akan sangat berguna sekali.
Bersyukur sekali ada Alvinia Christiany dan Ratih Hadiwinoto yang senantiasa berinovasi dan memberikan event-event agar kita semua semakin meningkatkan awareness terhadap lingkungan untuk sahabat Autis bisa sama-sama belajar dan bertumbuh.
SukaSuka
Alvinia dan Ratih, kalian anak muda yang hebat dan keren dengan semua program-programnya buat teman autis. Semoga makin banyak lagi penyintas autis yg menjadi Teman Autis sehingga mereka tidak merasa sendirian.
SukaSuka
Sy baru baca di artikel ini sebutan penyintas autis. Umumnya mereka disebut sebagai penyandang autisme. Tp jd membuka wawasan sy sih klo anak² spesial ini memang survivor ya, jd pas disebut penyintas. Keren program² seperti yg dilakukan Teman Autis ini..
SukaSuka
ini bener bener karya nyata dari Alvinia dan Ratih untuk support penyintas autis. Dulu waktu awal-awal muncul istilah autis, aku sendiri ga paham seperti apa karena kalau dilihat sekilas, nggak ada bedanya dengan manusia normal.
salut sama semangat Alvinia dan ratih untuk terus mengedukasi masyarakat mengenai autis dan semoga makin banyak orang tua yang peduli dengan anak-anak autis, bahkan jangan sampai di acuhkan gitu aja
SukaSuka
Aku terkadang masih kurang paham juga ttg gejala autisme ini. Makanya memang penting kampanye seperti ini digaungkan trus, untuk sharing knowledge kepada Orang2 awam, bahwa anak autis bisa saja berprestasi seperti anak lainnya. Mereka harus didukung, bukan malah diabaikan dan dianggab musibah.
Salut lah dengan para TEMAN AUTIS ini yg mau berusaha keras untuk mengedukasi Orang2 lainnya ❤️❤️. Beberapa teman bloggers, aku tahu anaknya juga ada yg autis. Tapi aku lihat sendiri, betapa dia berjuang untuk memprotect anaknya dari segala macam orang yang mungkin membully anak2 mereka. 😔
SukaSuka
Keren banget teman-teman yang menuangkan segenap pikiran dan tindakan sehingga terbentuk Teman Autis, bahkan ada platform yang pastinya sangat membantu.
Fitur pada platform nya pun lengkap banget. Seneng sama pemuda-pemudi Indonesia yang punya kepedulian setinggi ini, beneran menebar manfaat serta kebaikan, salut dan salam hormat.
SukaSuka
Sangat menginspirasi sekali kedua perempuan hebat ini Mba ALvinia dan Mba Ratih, menjadi teman autis bukanlah hal yang mudah dan tidak semua orang bisa lakukan. Semoga makin menginspirasi para perempuan hebat lainnya dan juga teman-teman autis mendapatkan pendampingan yang lebih baik lagi dalam perkembangannya atau dalam hal apa pun
SukaSuka
Masya Allah, selalu kagum sama orang-orang yang bisa mencari jalan untuk mengatasi masalahnya dan jadi inspirasi buat banyak orang. Semoga lebih banyak lagi masyarakat Indonesia yang teredukasi soal autisme dan ikut mendukung para orang tua dengan anak-anak autisme supaya terus semangat dan nggak saling menjatuhkan.
SukaSuka
Hormat tertinggi untuk Alvinia dan Ratih karena sudah menjadi ” sinar utama ” bagi teman autis, saya sangat paham atas kondisi mereka karena salah satu sahabat mengalaminya. Panjang umur keperdulian sesama.
SukaSuka
Ada sahabatnya anakku yg autis.
Salut dengan relawan Teman Autis yg terus bergerak dalam menyuarakan hak-hak anak autis ya. Mereka juga bisa berprestasi kok.
Sedihnya kalau ada orang yang belum paham autis itu apa?
SukaSuka
Anak2 muda Indonesia yang keren ini…sebuah langkah yg mungkin jarang orang memperhatikannya…
Autis memang kadang msh dianggap sebelah mata, kadang anak2 dengan autis dianggap sebagai anak nakal tdk bisa diatur ato memiliki kelainan yg tdk baik..padahal mereka hanya butuh pendekatan yg ekstra agar bisa lebih memperhatikan. Semoga dengam Teman Autis maka banyak teman2 yg membutuhkan info ttg autis bisa lebih terbantu 😊
SukaSuka
Salut sama Alvinia dan Ratih yang mempunyai empati untuk anak2 autis sehingga menghasilkan karya yg sangat bermanfaat bagi anak2 autis khususnya orang tua. Agar mereka tahu bagaimana memperlakukan anak autis dan membimbing mereka agar bisa mandiri
SukaSuka
Angkat topi dengan Teman Autis yang mau bersiar/mengedukasi masyarakat tentang mereka-mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Aku jadi inget sama salah satu buku yang ditulis oleh orang tua yang anaknya penyandang autis. Judulnya Amazing Fay. Dari buku itu aku banyak dapat gambaran tentang penanganan anak autis seperti apa.
Beberapa sepupuku juga anaknya ada yang autis. Dan untungnya mereka sayang banget sama anaknya mengingat gak sedikit orang tua yang malah membuang anak-anak spesial ini.
SukaSuka