Sudah baca tulisan saya yang ini belum: Dapat Titipan Saat Traveling? Terima atau Tolak?

Nah, saya ingin melanjutkan cerita saya sebagai ODAI* dan penyintas skoliosis yang hobi jalan-jalan seperti saya.

Seperti juga pejalan lain, persiapan awal sangat penting, bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk teman seperjalanan, namun bagi ODAI dan penyintas skoliosis, ada poin-poin tambahan yang harus dicermati.

Yuk lanjut disimak…

Sebelum berangkat, ada 4 hal yang harus dipersiapkan:

1. Silaturahmi ke Dokter

Meski dalam masa remisi**, ngga ada salahnya untuk cek ke dokter yang khusus menangani auto imun yang biasanya mencantumkan titel Sp,PD-KAI*** dibelakang namanya. Selain untuk cek, juga untuk konsultasi, kira-kira perlu vaksinasi apa dan apakah boleh ODAI menerima injeksi vaksin tertentu.

2. Dengarkan Alarm Tubuh

Perhatikan kondisi tubuh, jika belum memungkinkan untuk berangkat, lebih baik ditunda atau bahkan dibatalkan, ngga keren juga sih kalau malah merepotkan teman seperjalanan padahal sudah tahu bahwa kondisi badan sedang tidak fit.

3. Rencana Perjalanan

Perjalanan bagi seorang ODAI dan penyintas skoliosis ngga bisa dijalani dengan kilat, jadi nikmati saja, sesuaikan dengan kemampuan tubuh.

Pilih musim yang bersahabat bagi kondisi tubuh, misalnya jika bepergian ke negara empat musim, pilih awal musim gugur atau awal musim semi.

Jika sudah memiliki rencana dasar perjalanan (mau kemana dan ngapain), sekalian saja menentukan mau makan dimana dan makan apa. Jangan takut dibilang high maintenance, ODAI dan penyintas skoliosis adalah orang yang memiliki batasan khusus dimana batasan-batasan tersebut ngga selalui sama antara satu orang dengan yang lain.

Untuk saya, alhamdulillah ngga ada pantangan makanan, hanya ada pengurangan porsi dan menjaga agar tidak memakan makanan yang mengandung pengawet, pewarna dan MSG. Untuk teman ODAI saya yang lain berbeda, bahkan ada yang sama sekali tidak boleh daging… jika memaksakan diri makan daging dipastikan akan mimisan.

4. Packing

Berhubung saya ODAI dan penyintas skoliosis, maka bawaan saya harus memenuhi 2 kriteria utama: lengkap sesuai kebutuhan sekaligus se-ringan mungkin demi kesejahteraan tulang belakang.

Perlengkapan perjalanan saya biasanya adalah:

a. Pakaian sesuai musim

Pakaian ini harus berbahan yang cukup halus, believe or not, kalau bahannya agak kasar, kulit langsung bereaksi…

b. Sarung Bali

Sarung bali ini bahannya cukup tipis dan halus, fungsi nya selain untuk gaya, juga untuk alas kasur jika ternyata sprei terbuat dari bahan yang gatal di kulit. Kalau bantalnya juga menggunakan bahan yang sama (gatalnya), biasanya saya merelakan satu kaus yang saya bawa untuk dijadikan sarung bantal.

c. Topi lebar dan tabir surya

Topi lebar dan tabir surya adalah dua hal yang kudu wajib mengingat pada umumnya ODAI cukup sensitif terhadap sinar matahari.

d. Masker

Masker adalah benda penting untuk dibawa selama perjalanan, karena kita ngga bisa memilih apakah penumpang pesawat disebelah kita sedang sakit atau tidak. Karena imunitas ODAI yang “ajaib”, menggunakan masker cukup membantu agar tidak banyak terpapar virus dan bakteri yang terlepas di udara.

e. Obat-obatan sesuai anjuran dokter beserta resepnya.

Ini penting terutama kalau keluar negeri, ngga lucu banget udah bawa obat eh malah ditahan di imigrasi karena ngga ada resep dokternya.

f. Probiotik,

Probiotik bisa macam-macam; VCO, Kombucha atau probiotiok tablet yang dijual bebas sebagai suplemen. Untuk probiotik yang terakhir ini bisa dicantumkan sekalian di resep dokter supaya aman (aman dari penahanan imigrasi, juga aman karena sudah konsultasi ke dokter).

Jika sekali waktu ternyata lupa membawa probiotik sendiri, asupan probiotik bisa diperoleh dengan mengkonsumsi teh hijau.

g. Perlengkapan kebersihan dan kecantikan

Nah, saya memang tidak memiliki batasan khusus pada makanan, yang penting halal, tidak makan berlebih, ngga pakai pengawet, MSG dan pewarna… tapi saya memiliki batasan khusus pada perlengkapan kebersihan dan kecantikan seperti sabun, dan shampoo, pelembab wajah dan tubuh, tabir surya, dan make up.

Dulu, saya mengganti warna rambut setiap 6 bulan sekali tanpa mengalami masalah berarti, namun setelah memiliki psoriasis, hobi itu sudah bhay!!. Jangankan diwarnai, pakai shampoo dewasa saja langsung flare**** dalam hitungan menit.

Tabir surya, Pelembab wajah dan tubuh serta make up saya tes satu persatu, butuh kesabaran memang, tapi jika itu yang dibutuhkan, so be it.

Saat flare, semua produk menggunakan produk dari dokter dan produk untuk bayi. Saat ini setelah kondisi lepas MTX*****, saya sudah dapat menggunakan produk pelembab dengan bahan alami… ngecek isi pelembab sekarang menjadi satu hal yang kudu harus dilakukan.

h. Anti Serangga

Jangan lupa pelembab anti nyamuk!!!, saat ini untungnya sudah ada tuh pelembab anti nyamuk untuk bayi, jadi saya bisa pakai.

Ngga hanya untuk nyamuk biasa, tapi juga untuk menghindari nyamuk anopheles (malaria), nyamuk aedes (demam berdarah), juga menghindari sandflies.

i. Antiseptik

Rempong ya, tapi memang dibutuhkan. Bayangin, kalau dalam perjalanan jauh dengan pesawat, dan ingin pipis sementara toilet pesawat jorok… eeew…

Nah untuk itu saya biasanya bawa antiseptik yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, Untuk antiseptik natural bisa dengan tea tree oil. Namun pernah sekali waktu saya lupa membeli tea tree oil, akhirnya saya menggunakan campuran Dettol dan menambahkan beberapa tetes lemongrass oil.

Ngga cuma untuk membersihkan dudukan toilet, tapi juga saya gunakan saat saya membutuhkan jasa laundry, saya biasanya memasukkan sedikit campuran antiseptik tersebut kedalam air.

Karena umumnya antiseptik itu membuat kering kulit, antiseptik ini harus dicampur dengan air. dan setelah menggunakannya, jangan lupa mengoleskan pelembab kulit.

j. Menghubungi pihak penyedia jasa penginapan

Jika memungkinkan, saat booking penginapan kita memberitahukan apa yang kita butuhkan, misalnya request sprei dengan bahan yang halus… kalau ternyata gagal, saatnya menggunakan sarung bali yang saya sebutkan tadi…

Selama perjalanan (termasuk dalam kendaraan), ODAI dan penyintas skoliosis juga harus memperhatikan kondisi tubuh dengan seksama. Ngga usah terburu-buru, menjaga tubuh tidak terlalu lelah adalah hal yang krusial, ngga usah banyak target harus kesana kesini, lebih penting perjalanan ternikmati tanpa gangguan psoriasis flare, atau sakit tulang dan otot karena dipaksakan kemampuannya.

Untuk menjaga kondisi tubuh, luangkan waktu merenggangkan otot. Luangkan waktu untuk bangkit dari kursi dan berjalan kaki, meski hanya berjalan di “jalan setapak” ditengah-tengah gerbong kereta atau pesawat…

New Zealand

Meregangkan otot juga dibutuhkan saat awal hari dan akhir hari. Saya melakukan vinyasa, tanpa pose yoga lain yang ribet-ribet… kalau ngga bisa vinyasa, peregangan otot ala SKJ juga ngga masalah kok.

Oiya, untuk berjaga-jaga juga, ODAI biasanya memiliki buku harian asupan makanan. Saat melakukan perjalanan, catatan ini jangan sampai diliburkan ya… tetap harus dicatat dalam rangka memahami kebutuhan tubuh juga.

Setelah perjalanan berakhir, istirahatkan tubuh dengan waktu yang cukup, dan jangan melupakan peregangan otot serta menjaga pola makan. Rutinitas Lima Dasar Hidup Sehat harus tetap dijalankan demi kemandirian ODAI dan penyintas skoliosis.

Nah, selain hal-hal diatas ada satu hal paling penting yang harus ada sejak terbentuk niat melakukan perjalanan hingga perjalanan selesai dan kembali kedalam rutinitas sehari-hari, yaitu: Dilarang Stress!!

Stress adalah musuh bagi semua orang… namun bagi ODAI, stress adalah pemantik utama timbulnya flare, begitu flare, belum tentu bisa reda dengan cepat, biasanya reda dalam waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

Kalau menurut saya sih, ini sebetulnya ini juga mekanisme dari Tuhan supaya hamba-Nya bisa belajar legowo…

Udahan ah sharingnya, besok saya mau melakukan perjalanan lagi ke Sukabumi… ke jembatan yang lagi hits itu loooh…

======

* ODAI : Orang Dengan Auto Imun

** Remisi : Masa sembuh

*** Sp,PD-KAI : Spesialis Alergi-Immunologi Klinik

**** Flare : Kekambuhan

***** MTX : Methotrexate, Obat yang digunakan untuk kemoterapi dan penekan sistem kekebalan tubuh, biasa digunakan untuk pasien kanker dan ODAI