Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memberi dukungan kepada keluarga, sahabat, teman atau siapapun yang sakit atau memiliki kesulitan. Novia Ani Susilowati dan teman-temannya dalam komunitas Sahabat Cempluk untuk menyemangati para odapus (orang dengan lupus) dalam menjalani keseharian mereka sebagai penyintas lupus.

Apa itu Lupus?

Lupus merupakan salah satu jenis penyakit autoimun, yaitu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan sel sehat sehingga jaringan dan sel sehat tersebut mengalami kerusakan dan peradangan.

Terdapat empat jenis lupus, namun yang paling umum diderita adalah Systemic Lupus Erythematosus (SLE). Umumnya penyintas lupus adalah wanita, dengan perbandingan 10:1 antara wanita dengan laki-laki. Menurut survei yang dilakukan oleh Profesor Handono Kalim, seorang pakar ilmu penyakit dalam, odapus yang ada di Indonesia mencapai angka 0,5% dari total populasi.

Dengan jumlah penyintas yang tergolong sedikit dibandingkan dengan total populasi serta kurangnya informasi yang valid mengenai lupus menyebabkan penyakit ini sering disalahpahami, penyintasnya pun seringkali mengalami bully atau diskriminasi karena perubahan fisik yang terjadi.

Sahabat Cempluk, Komunitas dari Odapus untuk Odapus

Berawal dari pengalaman pribadinya, Ian Sofyan bersama sahabatnya yang juga odapus, Suliza Miranti, dan Lucia Tyas menggagas Komunitas Sahabat Cempluk. Sebuah komunitas yang salah satu tujuannya adalah saling berbagi cerita dan saling memberikan dukungan antara sesama odapus serta keluarga odapus.

Ian menyatakan bahwa perjalanan panjangnya sebagai odapus sejak tahun 1998 membuatnya memahami bahwa odapus membutuhkan dukungan dari orang lain dalam menjalani hari-harinya, terutama saat dirinya berada dalam fase flare (kambuh) serta ketika terjadi perubahan fisik pada wajah maupun tubuh, seperti wajah yang membulat, gigi keropos, katarak, masalah ginjal, dan sebagainya.

Perubahan fisik yang terjadi serta ketidakpastian sampai kapan kondisi tersebut akan berlangsung merupakan sebuah periode yang melelahkan sekaligus menyedihkan. Pada masa seperti ini para odapus memerlukan dukungan.

Komunitas yang berdiri sejak tahun 2014 ini pada awalnya bernama Sahabat Kupu, nama kupu diambil dari salah satu gejala fisik yang tampak pada odapus, yaitu ruam pada wajah yang membentuk seperti kupu-kupu.

Namun pada tahun 2017, komunitas yang berbasis di Yogyakarta, Jawa Tengah ini mengganti namanya menjadi Sahabat Cempluk. Cempluk juga merupakan kondisi yang kerap dialami odapus, yaitu wajah yang membulat, atau moon face. Cempluk berasal dari bahasa Jawa yang berarti tembam (atau tembem). Kondisi ‘cempluk’ ini dialami oleh odapus akibat efek samping dari obat steroid yang dikonsumsinya secara berkala.

Karya Nyata Sahabat Cempluk 

Komunitas Cempluk menyadari bahwa dukungan moral untuk para odapus dan keluarga pendampingnya harus disertai dengan adanya informasi yang valid mengenai lupus. Informasi ini juga dibutuhkan oleh masyarakat agar tidak ada lagi bullying (perundungan) dan diskriminasi kepada odapus.

Sahabat Cempluk mewadahi pada odapus dan pendampingnya agar mereka tetap memiliki semangat dan pemikiran positif. Dan untuk menggaungkan lebih luas lagi mengenai lupus, Sahabat Cempluk menerbitkan buku tentang penyakit lupus berjudul Buku Pintar Lupus, yaitu buku berisi hal-hal yang biasa ditanyakan oleh pasien maupun keluarga yang mendampinginya. 

Lupus does not contagious but positive vibes does

Selain itu, Sahabat Cempluk juga mengedukasi melalui sosial media Instagram dan Facebook @sahabatcempluk, YouTube Channel @sahabatcempluk3263 serta aktif dalam membuat kegiatan, mengadakan webinar yang bekerja sama dengan Universitas Gajah Mada dan Ikatan Dokter Anak Indonesia serta membuat program edukasi Cempluk Goes to School.

Cempluk Goes to School, Bentuk Dukungan Sahabat Cempluk bagi Para Odapus Muda

Pada umumnya lupus dialami oleh orang pada usia produktif yaitu 15-40 tahun. Dan bagi pada odapus, perubahan drastis kondisi tubuhnya belum tentu dapat disikapi dengan mental baja, apalagi jika penyintasnya masih berada di usia sekolah.

Hal inilah yang menjadikan Sahabat Cempluk membuat suatu program bernama Cempluk Goes to School yang salah satu kegiatannya adalah memberikan edukasi ke sekolah-sekolah mengenai autoimun bernama lupus. Tujuannya adalah agar para odapus muda lebih bersemangat untuk sekolah karena guru dan teman-temannya memahami kondisinya serta membantunya.

Kegiatan Cempluk Goes to School ini terdiri dari beberapa sesi diawali dengan sesi pemaparan mengenai lupus oleh dokter spesialis Alergi Imunologi, dan penayangan video edukasi tentang lupus. 

Pada kegiatan ini juga terdapat sesi sharing session dari salah satu odapus yang merupakan anggota Sahabat Cempluk. Dan agar kegiatan ini lebih menarik dan dinamis, diadakan pula sesi permainan edukatif interaktif tentang deteksi dini lupus menggunakan media game board kartu warni warni yang didesain khusus oleh Sahabat Cempluk.

Audiens juga diberikan waktu untuk bertanya agar lebih memahami penyakit lupus serta tantangan-tantangan yang dihadapi para odapus. Pemahaman tersebut diharapkan dapat menciptakan support system bagi para pasien lupus yang masih bersekolah.

Hingga saat ini sudah banyak sekolah yang berkolaborasi dengan Sahabat Cempluk untuk menyelenggarakan kegiatan Cempluk Goes to School, antara lain SMK Negeri 5 Yogyakarta, SMA Negeri 1 Turi, SMA Muhammadiyah 1 Sleman, SMA Al-Azhar Yogyakarta, SD Negeri 1 Bangunrejo, dan SMK Ma’arif Sudimoro, Pacitan, Jawa Timur.

Kolaborasi ini terbukti dapat membuat odapus muda lebih bersemangat untuk sekolah dan tidak minder dengan kondisinya. Hal ini tentunya tidak hanya dinikmati pada saat odapus bersekolah saja. Semangat yang ada di masa sekolah akan menjadi benih nyala semangat yang baru setiap hari hingga masa depannya.***

#SemangatUntukHariIniDanMasaDepanIndonesia #KitaSATUIndonesia

===

Baca juga:

Teman Autis: Menjaga Nyala Semangat Para Orang Tua Anak Autis Indonesia

Tips Perjalanan Bagi ODAI dan Penyintas Skoliosis