Hari itu saya dan teman-teman saya tiba di bandara Auckland setelah penerbangan jarak jauh yang cukup melelahkan. Dalam rencana, kami akan langsung menuju hotel, mandi air hangat, lalu jalan-jalan santai sambil mencari makan malam dan beristirahat sebelum berangkat lagi ke Christchurch. Tapi satu hal kecil tak terduga mengubah semua rencana: koper tidak muncul di conveyor!.

Awalnya saya pikir hanya telat dikeluarkan. Tapi setelah satu jam dan pengumuman demi pengumuman berlalu, kami mulai panik. Semua perlengkapan ada di situ: mulai dari baju, obat-obatan, sepatu hiking hingga hair dryer. 

Saya berdiri lama di pojok area klaim bagasi. Di kepala, saya mulai menghitung: berapa kerugian kalau koper benar-benar hilang? Berapa waktu yang harus saya buang untuk mengurus semuanya? Dan bagaimana kalau koper itu tidak kembali sama sekali?

Asuransi Cuma untuk yang Paranoid? Itu Salah Banget!

Banyak yang berpikir asuransi itu untuk orang yang terlalu khawatir atau takut rugi. Tapi faktanya, perlindungan seperti ini justru membantu kita tetap rasional saat hal-hal tak terduga datang.

Setelah kejadian yang menimpa di bandara Auckland itu, terasa sekali pentingnya punya asuransi perjalanan. Saya tidak mungkin bergerak cepat jika tidak mendapatkan bantuan, bagaimanapun ada keterbatasan kemampuan yang saya miliki.

Sementara, jika menggunakan asuransi perjalanan, otomatis saya memiliki ā€˜perpanjangan tangan’, akses dan jaringan yang tidak saya miliki, ternyata dipunyai oleh asuransi perjalanan. Apalagi pada kondisi lelah setelah perjalanan 13 jam, keberadaan asuransi perjalanan sangat terasa fungsinya.

Proses pelaporan koper hilang memang tetap menjadi prosedur yang harus dilalui, tapi setidaknya saya tidak perlu stres soal kerugian finansial dan kelelahan fisik akibat wara-wiri dan kelelahan nunggu di bandara lebih lama. Saya pun bisa fokus melanjutkan liburan, dibuka dengan makan malam yang tenang.

Rasa Tenang Bisa Diupayakan!

Kehilangan koper adalah contoh kecil dari hal tak terduga yang bisa terjadi saat traveling. Tapi dalam skala lebih besar, hidup juga penuh ketidakpastian, dari sakit, kecelakaan saat dalam traveling hingga kecelakaan mobil.

Sompo Insurance lewat mini series ā€œTenang Ada Sompoā€ menyampaikan ini dengan pendekatan ringan, humanis, dan dekat dengan realitas sehari-hari. Bukan sekadar promosi produk, tapi ajakan untuk berpikir ulang tentang bagaimana kita menghadapi risiko.

Asuransi adalah bentuk ikhtiar, karena nggak semua hal bisa kita handle sendiri. Sompo Indonesia dengan jaringannya yang luas bisa membantu kita meraih apa yang nggak bisa kita raih kalau ngurus sendirian.Ā 

Langkah Nyata untuk Tingkatkan Literasi Asuransi

Mini seri yang diluncurkan kemarin ada tiga, Rina yang khawatir dengan perjalanannya ke luar negeri, Dika yang mengalami kecelakaan mobil, dan Andi yang berpikir keras bagaimana caranya tidak lagi pusing dengan urusan kesehatan.

Ruthania Martinelly, Head of Brand & Corporate Communications Sompo Insurance

Setiap episode disusun dengan narasi yang sederhana namun menyentuh. Formatnya dibuat pendek agar mudah diakses oleh masyarakat, terutama generasi muda yang terbiasa dengan konten cepat di platform digital.

Peluncuran mini series ini menjadi bagian dari kampanye edukatif Sompo Insurance yang ingin meningkatkan literasi asuransi di kalangan masyarakat, terutama terkait pentingnya memiliki asuransi di tengah situasi hidup yang makin tidak pasti.

ā€œLewat media visual seperti ini, kami berharap pesan soal perlindungan bisa sampai ke lebih banyak orang, terutama generasi muda yang aktif di media sosial,ā€ kata Ibu Ruthania Martinelly, Head of Brand & Corporate Communications Sompo Insurance. 

Salah satu mini series yang diluncurkan : Sompo Mini Series – Tenang Ada Sompo #2: Lagi nyetir tiba-tiba… Untung nggak kejadian

Edukasi yang Ringan tapi Bermakna

Data internal Sompo menunjukkan masih banyak masyarakat belum sepenuhnya paham bagaimana asuransi bekerja atau bagaimana perlindungan bisa membantu saat menghadapi kejadian tak terduga seperti kecelakaan, sakit, atau kerusakan aset.

Menurut Ibu Ruth, serial ini bukan sekadar hiburan. ā€œKami ingin menunjukkan bahwa rasa tenang bisa dibangun lewat perlindungan. Dengan kepala dingin dan hati yang mantap, orang bisa membuat keputusan yang lebih baik,ā€ ujarnya.

Selain Ruthania Martinelly, kali itu juga hadir Ibu Maria Susana, Head of Travel Management & Direct Retail PT Sompo Insurance Indonesia, yang banyak menjawab pertanyaan-pertanyaan para travel blogger.

Ibu Maria Susana, Head of Travel Management & Direct Retail PT Sompo Insurance Indonesia

Dari penjelasannya yang ringkas dan padat, saya jadi tambah mengerti bahwa asuransi traveling untuk aktivitas ekstrim juga dimiliki oleh Sompo Indonesia dan mengurusnya pun bukan hal yang sulit.

Misalnya, untuk mendaki gunung, Sompo dapat memberikan perlindungan hingga ketinggian 3.000 mdpl, namun tak sampai situ saja, jika ternyata kita mendaki lebih dari 3.000 mdpl, kita bisa memberitahukannya kepada pihak Sompo sebelum keberangkatan dan pada pendakian tersebut didampingi oleh guide.

Begitu pula dengan diving, Sompo memberikan perlindungan hingga 30 meter, namun kita harus memberikan itinerary perjalanan kepada pihak Sompo sebelum keberangkatan dan pada penyelaman tersebut didampingi oleh guide.

Satu hal yang nempel banget di kepala saya dari penjelasan Ibu Maria bahwa asuransi traveling ekstrim itu nggak pakai add on alias tanpa premi tambahan, bikin berbinar-binar gak tuh?…

Jadi nggak ragu lagi harus ke asuransi yang mana untuk kebutuhan traveling, kesehatan dan asuransi mobil. Cari yang bisa bikin tenang, memiliki jangkauan yang luas, seperti PT Sompo Indonesia yang sudah hadir 50 tahun di Indonesia.

Ingat, ketenangan adalah sesuatu yang bisa diusahakan dan bisa diraih, asal kita mau bersiap.***