Deep tech belum banyak dikenal luas di Indonesia padahal selain potensinya besar, saat ini kita sudah menggunakan sebagian kecilnya, yaitu Artificial Intelligence (AI). Saat ini salah satu perusahaan di Indonesia yang menggeluti deep tech adalah Nodeflux. Start-up ini juga telah masuk ke daftar Internasional.

Sebetulnya apa itu deep tech? Yuk kita kenali jenis bisnis ini sekaligus mengenal Nodeflux.

Apa Itu Deep Tech?

Istilah “deep tech” disebut pertama kali oleh Swati Chaturvedi, pendiri dan CEO platform investasi online Propel(x). Deep tech, yang jika dialihbahasakan berarti teknologi mendalam, mengacu pada perusahaan dengan model bisnis yang didasarkan pada inovasi teknologi tinggi di bidang teknik, atau kemajuan ilmiah yang signifikan. 

Istilah deep tech dimaksudkan untuk membedakannya dari shallow tech. Shallow tech adalah kemajuan teknologi yang relatif sederhana, yaitu dengan memindahkan dari model bisnis non-digital ke model bisnis digital, contoh, toko buku yang sebelumnya menjual buku secara fisik beralih menjual e-book.

Deep tech, adalah bisnis yang bermula dan berputar di sekitar teknologi inovatif yang nyata. Teknologi ini digunakan untuk memecahkan masalah yang hampir tidak dapat dipecahkan di dunia nyata. 

Meidy Fitranto, Sedang menjelaskan apa itu deep tech

‘Kue’ dari deep tech antara lain terdiri dari AI, big data & analysis, Internet of Things (IoT), Blockchain, virtual reality (VR) dan augmented reality (AR), Web3, cybersecurity, robotics, drones dan life science.

Keuntungan dari Deep Tech

Salah satu keuntungan utama dari deep tech adalah kemampuan untuk mengatasi masalah dunia nyata yang kompleks, dan menciptakan solusi yang lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan. 

Sebagai contoh, AI dan machine learning dapat membantu dalam mendiagnosis penyakit, mengoptimalkan rantai pasokan, dan meningkatkan efisiensi energi. Juga dapat mengarah pada evolusi obat dan terapi baru untuk mengobati penyakit kronis.

Keuntungan lain dari deep tech adalah potensinya untuk menciptakan industri dan model bisnis yang benar-benar baru. Misalnya, munculnya komputasi kuantum yang diharapkan dapat merevolusi bidang-bidang seperti keuangan, kriptografi, dan logistik. 

Deep tech juga memiliki potensi besar dalam menciptakan produk dan layanan baru di berbagai bidang seperti pertanian, perawatan kesehatan, dan manajemen lingkungan.

Nodeflux, Start-Up Deep Tech Asli Indonesia

Indonesia patut bangga karena memiliki start-up deep tech yang dibangun oleh anak bangsa. Dibangun sejak 2016, pada awalnya start-up deep tech yang bernama Nodeflux ini berkecimpung pada platform analitik. Namun di tahun 2017, Nodeflux berpindah haluan ke deep tech.

Hingga kini, tak terhitung instansi yang menggunakan kemampuan Nodeflux dalam men-support kinerja mereka. Mulai dari produk untuk Smart-City yang dapat membantu pengawasan kota dengan menggunakan Closed-circuit television alias CCTV, hingga Artificial Intelligence yang digunakan untuk identifikasi otomatis dari wajah, yang biasa disebut face recognition. Hasil dari identifikasi otomatis pengenalan wajah ini dapat dicocokkan dengan data yang tersedia, seperti data Dukcapil.

Saat terjadi pandemi COVID-19 lalu, Nodeflux juga menghadirkan beberapa produk sebagai solusi untuk penanganan hal tertentu, terutama karena pada periode tersebut interaksi langsung antar manusia harus ditekan seminimal mungkin. 

Face Recognition karya Nodeflux

Solusi AI yang dihadirkan antara lain adalah pengawasan terhadap kendaraan dan mobilitas manusia untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan dan penindakan oleh pemerintah, aplikasi pendeteksi penggunaan masker di tempat-tempat umum untuk melihat kepatuhan warga, serta aplikasi pencocokan data untuk program vaksinasi COVID-19.

Bukan hanya menghadirkan solusi, Nodeflux juga telah menyabet berbagai penghargaan. Salah satunya adalah sebagai perusahaan Indonesia pertama yang berhasil lulus sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan masuk ke e-katalog LKPP dari pemerintah untuk produk VisionAIre dengan nilai hingga 99,04%.

Nodeflux juga meraih penghargaan SATU Indonesia Award yang diselenggarakan oleh Astra International pada tahun 2018.

Penghargaan TKDN 99,04% dan FRVT di NIST yang pernah diterima Nodeflux

Selain lulus sertifikasi TKDN dan meraih penghargaan SATU Indonesia Award, Meidy Fitranto, CEO (Chief Executive Officer) Nodeflux mengatakan bahwa sebelumnya Nodeflux juga telah lulus Face Recognition Vendor Test (FRVT) di NIST (National Institute of Standard and Technology), Amerika Serikat. 

Pada event internasional tersebut, Nodeflux merupakan salah satu dari empat perusahaan asal Asia Tenggara yang lulus uji performa FRVT sekaligus merupakan perusahaan Indonesia yang pertama serta satu-satunya yang berhasil masuk dalam 25 perusahaan teratas di daftar internasional.

Masa Depan Deep Tech

Saat ini cukup banyak tantangan yang dihadapi deep tech, seperti membutuhkan investasi besar dalam jangka waktu yang lebih panjang, dan riset dalam jumlah besar. Kesuksesan komersil juga bisa memakan waktu lebih lama karena deep tech berbicara tentang teknologi disruptif yang mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai adopsi pasar yang sesungguhnya. 

Namun dibalik tantangan tersebut, masa depan deep tech terlihat cerah karena ketika sebuah perusahaan deep tech berhasil masuk ke pasar, sulit bagi pesaing untuk meniru apa yang telah mereka lakukan.

Selain itu dengan deep tech maka kita dapat mengharapkan pertumbuhan dan inovasi yang berkelanjutan di berbagai bidang seperti AI, robotika, bioteknologi, dan komputasi kuantum, serta aplikasi dan industri baru yang memanfaatkan deep tech untuk menciptakan solusi yang lebih efisien, efektif, dan berkelanjutan.

Kesimpulannya, deep tech memiliki peluang yang signifikan dalam menciptakan inovasi juga peluang untuk tumbuh, yang pada gilirannya akan membangun masyarakat dan industri masa depan.***

SemangatUntukHariIniDanMasaDepanIndonesia #KitaSATUIndonesia

===

Baca juga:

ASUS Zenfone 10 Launching!! Cek Spek Gaharnya Di Sini

ASUS ROG Phone 7 Series, Ponsel Tangguh untuk Pengalaman Gaming Tak Terlupakan