Sejak lama, kulit ular maupun kulit buaya lekat dengan dunia mode alias fashion. Namun pamor produk fashion berbahan dasar kulit reptil memiliki dampak signifikan terhadap kelestarian satwa eksotis ini. Seakan menjawab tantangan, Nurman Farieka, seorang pemuda asal Bandung berinovasi dengan kulit ceker ayam sebagai bahan dasar produk sepatu yang dibuatnya. Tetap eksotis sekaligus tidak membahayakan jumlah dua spesies yang terancam punah tadi.

Jika umumnya kulit ayam dibuang atau dijadikan camilan yang digoreng kering, di tangan Nurman, kulit ceker ayam disulap menjadi produk kreatif berupa sepatu!

Awal ide sepatu kulit ceker ayam

Pria bernama lengkap Nurman Farieka Ramdhany mengatakan bahwa ide awal ini dicetuskan oleh ayahnya, seorang seniman yang berprofesi sebagai pedagang. Ide itu tercetus ketika ia mengatakan ingin membuat produk dari kulit namun bukan dari kulit reptil yang seringkali menuai kontroversi, serta mencari jenis kulit yang mudah dicari sebagai pasokan bahan baku.

“Alasan kami memilih kulit ceker ayam ini adalah karena limbah dari restoran siap saji yang ada di Indonesia itu cukup banyak banget. Makanya kita mencoba untuk mengolah menjadi sesuatu yang memiliki value lebih. Lalu kedepannya kita ingin menggantikan kulit eksotis lainnya yang mungkin terancam juga kayak misalnya kulit ular dan buaya. Untuk dari segi tekstur itu ada kemiripannya, maka itu kita ingin mengganti kulit ular dan buaya ke kulit kaki ayam.” Tutur Nurman panjang lebar.

Sepatu kulit ceker ayam juga sempat dibicarakan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Uno. Sumber: hirka.official
Sepatu kulit ceker ayam juga sempat dibicarakan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Uno. Sumber: hirka.official

Nurman lalu memproduksinya dengan memasang merk Hirka, brand yang ia ciptakan  pada tahun 2015. Dalam bahasa Turki, Hirka berarti dicintai, dengan harapan produk-produk yang dihasilkan dapat mengambil hati konsumennya.

Nurman mengatakan bahwa tekstur kulit ayam mirip dengan kulit buaya, sehingga dari segi tampilan, sepatu dari kulit ceker ayam ini mampu tampil sama kerennya dengan sepatu kulit buaya. “Mewahnya dapet banget.” tegasnya.

Ragam respon yang diterima Nurman pada produk sepatu kulit ceker ayam

Pada awal kemunculannya, respon yang diterima oleh Nurman sangat beragam, mulai dari bertanya-tanya hingga respon jijik ketika mengetahui bahan baku sepatu tersebut. Ada pula yang mempertanyakan harga yang dianggap mahal untuk jenis kulit yang dirasa kurang premium.

Namun seiring berjalannya waktu, inovasi Nurman ini akhirnya meraih perhatian positif masyarakat. Inovasinya ini bahkan diangkat oleh New York Post dan Business Insider membuat liputannya dalam bentuk tayangan video melalui laman facebook Business Insider Today pada tahun 2020 lalu.

Produksi sepatu kulit kaki ayam

Nurman mempekerjakan enam orang untuk mengerjakan pesanan-pesanan sepatu yang masuk. Setiap pasang sepatu memerlukan kurang lebih 10 hari pengerjaan.

Setiap pasang sepatu memerlukan kurang lebih 10 hari pengerjaan.
Bahan baku kulit ceker ayam diolah sendiri. Sumber: Instagram hirka.official

Perbedaannya dengan sepatu kulit buaya adalah lebar dari kulitnya, untuk sepasang sepatu, perlu 12 hingga 45 lembar kulit ceker ayam. Semakin banyak lembaran kulit ceker ayam yang digunakan untuk sepasang sepatu, maka semakin mahal harganya, apalagi karena pembuatan setiap sepatu dilakukan dengan tangan alias handmade agar kualitas tetap terjaga.

Salah satu proses pengolahan bahan baku kulit ceker ayam. Sumber: Business Insider
Salah satu proses pengolahan bahan baku kulit ceker ayam. Sumber: Business Insider

Setiap prosesnya dikerjakan sendiri oleh ia dan timnya, baik mencuci, memukul dengan palu, menyambung dengan lem kemudian dijahit hingga menjadi lembaran kulit ayam yang lebih lebar untuk kemudian dibuat sesuai pola hingga menjadi produk sepatu.

Produk sepatu kulit ceker ayam karya Nurman Farieka Ramdhany. Sumber: Instagram hirka.official
Produk sepatu kulit ceker ayam karya Nurman Farieka Ramdhany. Sumber: Instagram hirka.official

Tidak main-main, harga sepatu kulit ceker ayam ini dibanderol mulai dari 500 ribu rupiah hingga jutaan rupiah. Tergantung model dan banyaknya lembaran kulit yang digunakan. Yang pasti tidak ada kulit sintetis, sepatu dibuat dengan kulit ceker ayam atau dikombinasi dengan kulit sapi atau kulit kambing. Sehingga wajar jika harganya pun cukup tinggi.

“Kita tidak menjual gimmick, tetapi kita mencoba menyampaikan value yang kita miliki ke customer” ujar Nurman. 

Nilai yang dimaksud Nurman adalah keahlian kerajinan tangan dan mengurangi ‘tekanan’ terhadap populasi reptil yang semakin sedikit.

Namun pada akhirnya bukan hanya dua hal itu yang menjadi nilai dari sepatu kulit ceker ayam milik Nurman, ada satu nilai lainnya yaitu berkurangnya limbah kulit ceker ayam karena limbah ini diolah menjadi sesuatu yang dapat digunakan lebih lama, sepatu. *** 

#SemangatUntukHariIniDanMasaDepanIndonesia #KitaSATUIndonesia

Baca juga: Harianto Albarr, Niat Sederhana untuk Satu Desa, Dinikmati oleh Banyak Desa Hingga Generasi Berikutnya