Dulu dicerca, kini dipuja. Gara-gara istilah ‘mental tempe’ yang konotasinya tidak baik, penganan ini pun sempat dipandang sebelah mata. Namun itu dulu, seiring zaman, penganan tradisional Indonesia dari kedelai ini tidak hanya diketahui sebagai salah satu sumber protein dan vitamin, tetapi juga menjadi sarana diplomasi budaya yang luwes, serta sarana gerakan ramah lingkungan. Seperti yang dilakukan oleh Benny Santoso dengan wirausahanya Tempeman.

Awal mula wirausaha berbasis tempe yang dijalani Benny Santoso

Wirausaha yang diawali dari tugas sekolah ini, nyatanya menjadi passion Benny Santoso hingga kemudian berwirausaha dengan menggunakan tempe sebagai bahan baku utamanya. 

Berbekal modal 3.5 juta rupiah dan ilmu yang didapatnya saat menempuh pendidikan, kini ia telah meraih omzet lebih dari 100 juta rupiah perbulan.

Benny menuturkan bahwa tugas sekolah itu adalah awal mula ia mengolah tempe, kemudian berlanjut mengolah tempe dengan variasi-variasi diluar rasa asin klasik, seperti rasa pedas-gurih, manis-gurih, gurih rendah natrium serta variasi rasa signature dari Tempeman.

Menarik ya…

Inspirasi transformasi kuliner dari Tempeman

melalui website tempeman.com, Benny Santoso mengungkapkan bahwa tempe dapat dikolaborasikan dengan makanan khas negara lain, seperti:

  1. Sushi Tempe: Irisan tempe goreng sebagai topping sushi disajikan bersama dengan nasi dan sayuran segar. 
  2. Taco Tempe: Potongan tempe yang diolah dengan bumbu khas Tempeman dipadu dengan sayuran dan dibalut kulit tortilla.
  3. Tempeh Bowl: Tempeh bowl ini adalah paduan tempe, sayuran hijau, dan biji-bijian yang disiram dengan saus.
  4. Burger Tempe: Burger dengan daging sudah biasa, burger dengan tempe tentunya luar biasa; lezat dan sehat.
  5. Tempeh Smoothie Bowl: Kamu pasti tidak sangka kalau tempe bisa merambah ke minuman. Itulah kejutan yang disampaikan Tempeman melalui laman websitenya. Nggak sangka kan, tempe bisa menjadi minuman yang menyegarkan.

Hal ini membuka mata kita bahwa tempe memiliki potensi inovatif dalam kuliner modern. Kita bisa mengkreasikan makanan dan minuman dengan bahan tempe mulai dari dapur kita sendiri.

Diplomasi budaya ternyata juga bisa melalui tempe

Kini, tempe bukan saja menjadi idola, bahkan disebut naik kelas dan bisa menjadi sarana diplomasi budaya. Gastrodiplomasi istilahnya, diplomasi melalui makanan.

Workshop membuat tempe yang diajarkan langsung oleh Benny Santoso (Sumber: tempeman.com)
Workshop membuat tempe yang diajarkan langsung oleh Benny Santoso (Sumber: tempeman.com)

Benny Santoso mulai menerima permintaan warga lokal dan warga asing untuk belajar membuat tempe ketika dirinya memproduksi tempe segar dan kue kering tempe, akhirnya ia membuka workshop membuat tempe. 

Peserta workshop bukan hanya warga lokal, namun juga warga asing, 
termasuk chef Rafael Carrasco Cano (Sumber: Instagram tempeman.id)
Peserta workshop bukan hanya warga lokal, namun juga warga asing,
termasuk chef Rafael Carrasco Cano (Sumber: Instagram tempeman.id)

Dari peserta yang ikut workshop pembuatan tempe ini, ternyata tidak sedikit yang memiliki rencana untuk memproduksi tempe sendiri saat pindah ke luar negeri. Dengan demikian, Benny Santoso turut berada dalam rantai promosi budaya Indonesia melalui jalur makanan.

Pengenalan budaya melalui makanan pada akhirnya tidak hanya memperkenalkan rasa, namun juga memperkenalkan asal makanan, bahan, cara pembuatan dan gizi yang terkandung di dalamnya.

Melihat dari instagram tempeman.id, Benny Santoso juga membagikan ilmunya di beberapa tempat seperti Politeknik Internasional Bali dan Universitas Mahasaraswati Denpasar serta tampil di Spice and Rice Festival, Side Event KTT G20 di Nusa Dua serta Ubud Vegan Festival.

Semua tentang kerjasama

Dibalik semua kisah sukses, pasti ada kerjasama di dalamnya. Bagi Tempeman, terdapat peran Astra yang memberikan network sehingga wirausaha ini mendapatkan pemasok kedelai dengan lebih mudah. 

Pada tahun 2016, wirausaha yang awalnya bernama iniTempe Bali ini kini telah menjelma menjadi sebuah perusahaan teknologi pangan progresif yang berbasis di Bali dengan memberdayakan petani kedelai non-GMO dan komunitas perempuan di Bali dan Jawa.

Kuliner di Tempeman bukan hanya soal rasa tetapi juga ramah lingkungan

Jika banyak kuliner di luar sana yang hanya mementingkan rasa, Tempeman memiliki visi yang lebih jauh ke depan. Tempeman menjawab panggilan untuk ikut peduli terhadap kelestarian lingkungan, yakni dengan melakukan beberapa langkah yang selaras dengan keberlangsungan, baik keberlangsungan lingkungan maupun keberlangsungan usaha, seperti:

  1. Penggunaan bahan baku kedelai non-GMO lokal, hal ini akan mengurangi jejak karbon yang dihasilkan dari transportasi serta menyejahterakan petani lokal.
  2. Tidak membuang limbah pengolahan tempe ke sungai, limbah pengolahan tempe diberikan ke peternakan kambing untuk diolah menjadi pakan ternak.
  3. Melakukan kolaborasi dengan kegiatan usaha lain untuk menghasilkan produk unik yang belum ada sebelumnya seperti saat berkolaborasi dengan Gelato Secret, membuat gelato vegan rasa daun jeruk dengan topping coklat tempe.
Tempe ternyata dapat menjadi dessert lezat seperti Tempe Daun Jeruk Gelato, kolaborasi Tempeman dengan Gelato Secret. (Sumber: Instagram tempeman.id)
Tempe ternyata dapat menjadi dessert lezat seperti Tempe Daun Jeruk Gelato, kolaborasi Tempeman dengan Gelato Secret. (Sumber: Instagram tempeman.id)

Dalam sebuah reels instagram tempeman.id, Benny mengungkapkan bahwa langkah-langkah tersebut dilakukan oleh Tempeman agar tetap #cuanlestari sekaligus menunjukkan bagaimana kelezatan dan keberlangsungan dapat hidup berdampingan.

Hasil yang diperlihatkan oleh Benny Santoso membuktikan bahwa mengasah passion dengan mengusung nilai-nilai positif pada akhirnya akan memberikan manfaat yang besar baik untuk masyarakat maupun lingkungan.

Seperti kata pepatah, “Sebaik-baik manusia adalah yang banyak memberikan manfaat.”.***

#SemangatUntukHariIniDanMasaDepanIndonesia #KitaSATUIndonesia