Indonesia itu surganya minuman dingin, kreatif banget bikin olahan es dengan beragam buah, kacang, coklat dan lainnya. Meskipun sekarang banyak juga minuman yang katanya kekinian seperti bubble tea, tetap saja yang tradisional nggak bosan dicari dan dinikmati. Seminggu ini setidaknya saya tiga kali nyari minuman dingin.

es-doger.jpg.jpeg

Es Doger

Kata Doger ternyata akronim dari Dorong Gerobak, baru tahu juga saya…

Minuman dingin ini adalah paduan dari kelapa muda yang diserut, santan, gula pasir, tape, ketan hitam dan alpukat. dihiasi taburan kismis dan kacang.

Rasa gurihnya jelas dari santan, ditambah rasa asam yang muncul dari ketan hitam yang di fermentasi dan tape singkong. Aktor dari rasa manis yang timbul tidak lain adalah dari meisjes dan susu kental manis.

Potongan roti dan alpukat membuat minuman ini bisa sedikit mengganjal perut.

Meskipun ada perdebatan mengenai asal muasal minuman ini — ada yang bilang berasal dari Cirebon, dan yang lainnya bilang ini asli Betawi — tapi nggak ada yang berdebat kalau disodori es doger, semua menyambut dan langsung menikmati. Perdebatan langsung usai.

Es Goyobod

wp-1451641552149.jpeg

 Kalau yang ini sudah jelas dari priyangan, ada sejak tahun 1940an.

Bahan dasarnya dari gula aren (Arenga pinnata), tepung sagu dan kolang-kaling (glibbertjes). Sagu diaduk bersama air, es dan peuyeum (tape singkong) dan menambahkan puding hunkwee, yaitu puding dengan tepung kacang hijau.

Dulu sih tampilannya sederhana banget, karena sekarang es goyobod banyak ditemui di kafe dan restoran, tampilannya pun berubah. Kadang ditambah hiasan astor dan isinya ditambah cincau, daging kelapa muda dan nata de coco.

Nama goyobod awalnya susah sekali untuk diucapkan oleh saya yang bukan orang Sunda. Dan ternyata arti goyobod adalah basah kuyup. Konon harapannya, setelah minum es goyobod tubuh akan terasa segar meskipun udara panas menyengat.

Ada yang mau ngajak saya menikmati es goyobod? Diantosan.

Es Selendang Mayang

C360_2014-10-08-21-22-52-483

Nah ini favorit saya sejak SD. Ingat-ingat, dulu beli di depan sekolah harganya 200 rupiah, dan itu saya harus nabung uang jajan 2 hari. Hihihi… jajanan elit lah.

Berbeda dengan es goyobod yang bertransformasi setelah masuk ke restoran, es selendang mayang hampir sama dengan bertahun-tahun lalu. Paling-paling hanya diberi hiasan daun pandan saja.

Dari namanya, jelas juga kalau selendang mayang ini asli Betawi. Khasnya selendang mayang ini adalah warna merah dan hijau dari puding hunkwee-nya. Warna ini adalah asal nama selendang mayang. Warna merah dan hijau mewakili selendang sementara warna putih hunkwee adalah Si Mayang.

Rasa yang memikat lidah saya adalah rasa gula palem, ‘puding’ yang terbuat dari tepung beras dan tepung hunkwee. Wah kalau lihat abang abang penjual selendang mayang sedang mengambil puding itu dari wadah bambunya, mata berbinar-binar membayangkan rasanya di lidah..

Itu dia tiga minuman dingin yang saya nikmati minggu ini, minggu depan wisata kuliner lagi lah… nggak jauh-jauh, di komplek sebelah aja… hahahaha…